Rabu, 13 April 2011

Kisah Takkan Terlupakan

Hmmmm… dia lagi, celana dibawah lutut, kaos kaki pendek, sneakers, tas punggung penampilan khas anak SMP.
“Hei Nafeeza, ngapain ngelamun aja? Udah belum tugasnya?” ucap Susan.
“iya.. sebentar lagi San, lagi tanggung nih. Hehehe…”, ucapku.
“liat apaan sih Ca? Serius amat kayaknya dari tadi.”, jawab Susan penasaran lalu melihat kearah mana mataku memandang. Sejurus kemudian ia berdecak.
“Hmm… ckckck. Pantesan serius ya ca, Alvaro yang lagi dikecengin”
Saat itu Alvaro sudah mulai masuk kelas, terlambat lagi seperti biasanya. Tiada hari tanpa telat sepertinya pria satu ini, kali ini tanpa lari keliling lapangan, sebuah hukuman yang biasa diterapkan Wakil Kepala Sekolah tercinta untuk menghukum murid-muridnya yang rajin datang melewati jam yang seharusnya.
***
”Hoi Var, kantin yuk laper nih.” Ajak Regi
“Sebentar Gi, gua penasaran siapa sih namanya cewek satu ini. Mau kenalan tapi gak mungkin kan Gi.” Ucap Alvaro
“Siapa sih? Oh.. Nafeeza Var itu sih gua kenal, tetangga gua tuh. Mau kenalan?” jawab Regi.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, pribahasa ini tepat sekali tampaknya buat urusan satu ini. Wanita yang selalu aku kagumi ketika “menunggu” aku telat. Nama yang indah. Nafeeza bakal gua inget nama itu terus.
***
“Nafeeza”, ucapku singkat. Wanita harus jual mahal, begitu prinsipnya.
“Alvaro”, ucapnya. suara indah itu mengalir begitu saja. Aku tak menyangka sebelumnya akan bertemu dan berkenalan dengan cowok yang satu ini.
Tiga hari berselang sejak perkenalan itu, sekarang dia duduk disampingku. I can’t believe it ! sekarang Alvaro pria yang selalu aku pandang dari jauh sudah menjadi pacarku.
Berhubung kita tidak satu kelas, dan waktu istirahat pun hanya sebentar, jadi kita saling pandang lewat jendela. Karena kelas kita bersebrangan, ya..cukuplah untuk mengobati rasa rindu Karena jarang bertemu.
Selama 1 tahun 8 bulan, memang hubungan kita tidak mulus, sering ributnya, ya..aku anggep karena kita saling sayang, dan ya..namanya juga masih SMP. Dan akhirnya kita putus, memang kesalahanku juga, karena aku menduakannya, tapi aku tidak suka dengan sikapnya yang selalu mementingkan temannya dari pada aku sebagai pacarnya.
***
Empat tahun berselang, aku sudah semester 3 sekarang di sebuah universitas. Tidak ada kabar dan tiba-tiba dering sms dari handphone ku berbunyi, isinya adalah hai, ini Nafeeza kan? Aku jawab saja singkat, ini siapa?. Kembali, dering sms hape ku berbunyi dan karena aku pikir ini hanya perbuatan orang iseng maka aku mengacuhkannya. Selang beberapa hari nomor yang sama kembali mengirimkan sms, kali ini dengan nama aslinya. Alvaro. Seorang lelaki yang sudah menghilang begitu lama kembali menghubungiku. Sejak hari itu hubunganku dengannya semakin intens terjalin, hingga akhirnya lewat sebuah sms dia kembali mengungkapkan perasaannya seperti empat tahun yang lalu. Awalnya aku ragu akan menjawab apa. Aku butuh waktu untuk meyakinkan perasaanku ini, sebulan lamanya aku menunda jawaban atas permintaan Alvaro. Dengan sabar ia terus menghubungi dan memberikan perhatiannya kepadaku, maka setelah empat tahun tidak saling bertatap muka akhirnya kita bertemu. Alvaro mengajakku untuk mengantarnya membeli buku disebuah pusat pertokoan buku-buku bekas. Namun, setelah banyaknya halangan keinginan itu tak kunjung terlaksana baru saat ini akhirnya kita bertemu. Alvaro mengajakku untuk menonton disebuah bioskop. Pulang kuliah kami bertemu, seperti dulu ia hanya bisa diam dan sesekali berbicara. Setelah dua jam keramaian film di bioskop tersebut aku dan dia berencana untuk pulang dan dia kembali menanyakan jawaban atas permintaannya, namun aku sengaja untuk tidak menjawabnya segera. Setelah keluar dan aku secara kebetulan bertemu dengan teman-temanku aku menyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu karena aku ingin menemani teman-temanku. Setelah kami saling berpaling aku memanggilnya dan menjawab permintaanya tersebut. Hingga hari ini walau sering kali kami bertengkar aku dan Alvaro berjanji untuk tetap menjaga perasaan ini dan belajar dari kesalahan yang terdahulu.


Cerpenku dengannya...

0 komentar:

Posting Komentar