Pemeliharaan
(Manintenance) adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan
peralatan system dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem yang baik akan
menghilangkan varibilitas sistem. Taktik pemeliharaan adalah
1.
Menerapkan
dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan
2.
Meningkatkan
kemampuan atau kecepatan perbaikan
Tujuan
pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan system, selagi mengendalikan
biaya.
Strategi Pemeliharaan yang baik membutuhkan keterlibatan karyawan dan prosedur yang baik.
Tanggung
jawab pemeliharaan biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada
dibawah pengarahan umum kepala teknisi. Teknisi pabrik biasanya mempunyai dua
departemen utama : bengkel mesin dan departemen pemeliharaan pabrik.
Untuk mengukur
kesuksesan manajemen pemeliharaan maka ada dua unsur yang harus ditentukan
terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Faktor
karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki
karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor
penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk
meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan
pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
- Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala jenis mesin dalam system manufaktur.
- Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun
tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan
adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk
menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan
secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material
mesin secara langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan
memperpanjang umur mesin.
Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan (
maintenance) antara lain :
- Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
- Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
- Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
- Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
- Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
- Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Terdapat
dua jenis taktik pemeliharaan : pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan
kerusakan.
(I) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
(I) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan.
Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk atau proses.
Hasil
yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus diproses
kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan konsumen
kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul menyebabkan biaya
produksi membengkak ( tidak minimal). Jika biaya produksi membengkak, maka
harga barang menjadi tinggi.
Pemeliharaan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis” dikarenakan :
- Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
- Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
- Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
- Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Preventive
maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini
dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal
kapan suatu sistem akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system
memerlukan service ( perbaikan).
Preventive
maintenance berdasarkan prakteknya dibedakan atas:
1.
Routine Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin.
Contoh: pembersihan fasilitas/peralatan, pelumasan (lubricant), dll
2.
Periodic maintenance
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu.
Contoh: pembongkaran carburator, pembongkaran mesin/fasilitas untuk
penggantian pelor roda (bearing), dll
Corrective
atau Breakdown Maintenance
Corrective
maintenance ialah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah
terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Berbagai Kebijakan dan Alternatif Pemeliharaan
Dengan teknik pelaporan yang
baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau peralatan individu.
Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis pemeliharaan
yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah pemeliharaan
peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system pemeliharaan
pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip
seperti ini juga meamberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu
juga pemasok.
Kebijakan perbaikan. Biaya bulanan total
kebijaksanaan ini (TCr) dapat ditentukan secara sederhana melalui pembagian
biaya reparasi semua jenis mesin (N) dengan jumlah bulanan yang diperkirakan
kerusakan, atau
Kebijaksanaan
pemeliharaan preventif. Kebijaksanaan ini harus dipandang sebagai terdiri
dari enam sub-sub kebijaksanaan, dimana setiap sub kebijaksanaan berhubungan
dengan jumlah bulan tertentu antar operasi-operasi pemeliharaan. Ini berarti,
kita harus menentukan biaya program pemeliharaan preventif yang meliputi
pemeliharaan setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya. Untuk
melakukannya, kita pertama kali harus menghitung jumlah kerusakan total setiap
alternatif.
Jumlah
kerusakan yang diperkirakanl, bila pemeliharaan preventif dilakukan setiap satu
bulan :
B1
= NP1 = (140) (0,25) = 35 mesin
Bila kebijaksanaan
adalah memelihara setiap bulan kedua :
B2
= N (P1 + P2) + B1 P1
= 140 (0,25 + 0,30) +
35 (0,25) = 85,75 mesin
Bila kebijaksanaan
adalah memelihara setiap bulan ketiga :
B3
= N (P1 + P2 + P3) + B2 P1
+ B1 P2
= 140 (0,25 + 0,30 + 0,15) + 85,75 (0,25) + 35 (0,30) =
129,94 mesin
Bila kebijaksanaan
adalah memelihara setiap bulan ke empat :
B4 =
N (P1 + P2 + P3 + P4) + B3
P1 + B2 P2 + B1 P3
=
140 ( 0,25 + 0,30 + 0,15 + 0,25 ) + 129,94 (0,25) + 85,75 (0,30) + 35 (0,15)
=
196,46 mesin.
Dengan menggunakan
cara yang sama, maka kita akan mendapatkan :
B5
= 263,71 mesin
B6 = 367,04 mesin
Dengan angka tersebut, kita dapat memperoleh biaya pemeliharaan total
bulanan untuk setiap sub kebijaksanaan seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.
Bila kita lihat kolom biaya total (f), dapat disimpulkan bahwa sub
kebijaksanaan yang paling baik adalah melaksanakan pemeliharaan preventif setiap empat bulan.
Preventive
maintenance lebih menguntungkan dari pada corrective maintenance
1.2 Efisiensi dalam pemeliharaan
Ada
dua persoalan dalam kegiatan maintenance:
i.
Persoalan Teknis
Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk
menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan yang disebabkan
karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik.
Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis adalah
untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar.
Dalam
persoalan teknis ini perlu diperhatikan adalah:
a.
Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memelihara/merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki / mereparasi
mesin-mesin atau peralatan yang rusak.
b.
Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan
dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian (a) dapat dilakukan.
Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau
peralatan yang rusak harus diperbaiki.
ii. Persoalan
Ekonomis
Persoalan
ekonomis adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan
supaya kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis dapat efisien.
Jadi
dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah efisiensi, dengan memperhatikan
besarnya biaya yang terjadi, dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih
untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapapun biaya-biaya
yang terdapat dalam kegiatan maintenance adalah biaya-biaya pengecekan, dan
penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian (adjustment) dan
perbaikan/reperasi.
2. Pemilihan
kebijakan dalam pemeliharaan
Pemilihan
preventive maintenance secara teknis perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran bekerjanya
suatu mesin atau peralatan tetapi secara ekomomis belum tentu yang terbaik.
Pemilihan
kebikjakan dalam pemeliharaan perlu memperhatikan:
a. Jumlah
biaya yang terjadi
b. Penentuan
apakah mesin atau peralatan merupakan “strategic point atau critical unit”.
Kalau iya, maka sebaiknya diadakan preventive maintenance.
(II)
Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan
Pemeliharaan
kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan
gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu
1.
Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
2.
Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang
tidak mendukung dalam pegoperasian mesin produksi
3.
Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan
dan pelumasan
4.
Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat
gesekan, dan
5.
Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat
beroperasi
Kerusakan
yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
1.
Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan
ulang.
2.
Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang
konsumen terhadap produk.
3.
Rendahnya profitability, karena berkurangnya
permintaan konsumen dalam jangka panjang.
4.
Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain,
karena produk yang gagal.
5.
Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
6.
Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan
produk yang gagal.
7.
Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya
permintaan.
Karena
itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau
meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system bekerja secara
lebih cepat.
Sebuah fasilitas
pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut :
1.
Personal yang terlatih dengan baik
2.
Sumber daya yang cukup
3.
Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan
dan prioritas
4.
Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan
material
5.
Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
6.
Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean
time between failures (waktu rata-rata kegagalan).
Pemeliharaan
Produksi Total
Dengan
memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis pemeliharaan dari
sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan pencegahan.
Sebagai
tambahan, pemeliharaan produktif total mencakup:
- Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam pemeliharaan
- Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian rupa sehingga biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya pembelian tersebut
- Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang memanfaatkan praktek operator yang terbaik, departemen pemeliharaan, dan depot pelayanan.
- Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.
Penanganan Bahan (Marerial Handling)
a. Arti
dan peran penaganan bahan
Penangan
bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan
bahan-bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik, kegiatan mana
dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada barang
jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik.
Material
handling memiliki peran penting dalam suatu pabrik. Pada perusahaan yang
maju, pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan
perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen (50%)
dari seluruh biaya produksi.
b.
Biaya penanganan bahan
Pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik/industry terdiri
atas:
1. Menyediakan
atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut “make ready”.
2. Melakukan
kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang-barang yang
disebut “do”
3. Memindahkan
barang-barang dan bahan-bahan dari tempat kerja yang disebut “put away”
Biaya
penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan bahan (material
handler), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan,
dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi
untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya-biaya material handling ini ada
sebagian yang termasuk dalam biaya langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi
yang merupakan biaya tak langsung (indirect cost).
c.
Efisiensi dalam penanganan bahan
Sebagian
dari biaya material handling yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dan
biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan tidak efisien, karena merupakan
pemborosan (inefisiensi). Sehingga perlu dilakukan usaha-usaha agar biaya
material handling dapat diperkecil.
Sebab-sebab adanya pemborosan yang besar dalam biaya
material handling:
a. Adanya
kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedang atau akan dikerjakan
dalam proses produksi.
b. Sering
di handle-nya hasil-hasil proses tambahan (by-product) dan barang-barang sisa
(srap) secara tidak efisien.
c. Sering
dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau barang-barang
di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan atau pengecekan, yang
disebabkan karena tempat tersebut tidak diatur dengan baik.
d. Adanya
pemborosan dalam meng-handle bahan-bahan di bagian pemeliharaan (maintenance
department), yang disebabkan kurangnya pengawasan langsung (direct supervision)
dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan-bahan atau barang-barang.
Usaha-usaha
yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil biaya material handling.
Biaya material handling dapat dikurangi atau diperkecil dengan memperhatiakan prinsip-prinsip material handling:
a.
Material handling harus dikurangi atau dihindari
apabila mungkin dari semua pekerjaan dalam pabrik.
b.
Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarkan
atau dikurangi harus dimekanisasikan, seperti dengan menggunakan ban berjalan
(conveyor) atau forktruck/forklift.
c. Alat-alat
handling harus dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi atau efisiensi dan
dapat berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.
d. Alat-alat
handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien dalam pabrik.
e.
Dalam mempersiapkan plant lay out baru atau
memperbaiki layout yang ada, semua pekerjaan material handling harus
direncanakan dengan baik.
f. Sebelum
memutuskan penggunaan suatu jenis peralatan handling yang mekanis, perlu
dibuatkan suatu analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis peralatan
apa yang paling sesuai dan paling ekonomis untuk pekerjaan tersebut.
g. Rencana
untuk memperkenalkan peralatan handling atau membuat perubahan atas
peralatan-peralatan yang ada haruslah dibicarakan, dan diterima oleh semua
pihak yang berkepentingan beserta usul-usul sebelum penerapan dilakukan.
.
Dalam masalah material handling ini perlu pula
diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa:
a. Uang
yang dikeluarkan untuk pemindahan/handling bahan akan hilang untuk
selama-lamanya, sedang uang yang dikeluarkan untuk membeli alat-alat handling
(handling devices) yang digunakan akan kembali dalam bentuk saving.
b.
Penyelidikan perlu dilakukan untuk memungkinkan
diadakannya perbaikan guna mengurangi pemborosan dalam biaya material handling.
Tugas-tugas dari bagian material handling antara lain:
1. Mengadakan
penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material
handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2. Merencanakan,
mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat material handling
yang baru.
3. Memberikan
nasehat-nasehat/ rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan yang perlu
dilakuakan dalam cara-cara pemindahan bahan (material handling) dan dalam pemasangan
perlengkapan atau [peralatan handling yang baru.
4. Mengikuti
pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau peralatan
handling yang baru tersebut.
c. Aspek-aspek produksi yang menyangkut
material handling:
1. Product
design, dimana produk yang direncanakan haruslah dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
2. Plant
lay out, dimana bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar supaya
pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan lancar,
sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu material handling.
3. Production
planning, di mana urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedemikian rupa
sehingga pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
4.
Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar
handling-nya mudah, dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau
dipindahkan.
d. Pemilihan peralatan penanganan bahan
Peralatan
material handling dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2 macam,
yaitu:
1. Fixed Path Equipment, yaitu
peralatan material handling yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses
produksi, dan tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud lain.
Sifat-sifat dari fixed path equipment ialah:
a. Biasaya
terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b. Sifatnya
sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut
barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus/kontinu dan tidak dapat
digunakan untuk maksud yang lain.
c. Mesin-mesin
atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik.
Contoh fixed path equipment adalah:
1) Ban
berjalan (conveyor)
2) Derek
(cranes)
3) Lift
(elevator)
4) Kereta
api
2. Varied Path Equipment, yaitu
peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk
bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan
bahan-bahan/barang-barang tertentu.
Sifat-sifat dari varied path equipment ialah:
a. Biasanya
tidak tergantung dari proses produksi
b. Dapat
dipergunakan bermacam-macam operasi
c. Mesin-mesin
atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia
atau tenaga mesin (motor).
Contoh dari varied path equipment adalah:
1) Bermacam-macam
truk
2) Forktruck
atau forklift
3) Kereta
dorong
3.
Karakteristik
bangunan, Kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat
peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan.
4.
Keadaan ruangan yang tersedia, bila
luas lantai terbatas, tetapi ruangan atap tersedia, derek dan kerekan akan
lebih cocok disbanding truk dan conveyor.
5.
Kapasita
peralatan penanganan yang diperlukan, Faktor ini akan menentukan jumlah peralatan
tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga tergantung pada jumlah bahan yang
diangkut per periode.
Sistem
Penanganan Bahan Otomatik
1. Sistem
“guide rail” merupakan sistem mekanikal, dan mempergunakan rel-rel yang
menempel pada sisi gang-gang untuk mengendalikan truk tetap pada jalur melalui
pemasangan roda-roda yang dicocokkan dengan rel-rel tersebut.
2. Sistem
“guide wire” memungkinkan penanganan bahan menjadi lebih otomatik sepenuhnya.
Sistem ini menggunakan peralatan elektronik, yang terdiri atas jaringan
kabel-kabel yang ditanam dalam gang-gang fasilitas. Sistem “guide wire” semakin
banyak digunakan karena manfaat ekonomisnyayang tinggi, sistem ini juga
menghemat ruangan, memerlukan tenaga kerja lebih sedikit, mengurangi
kesalahan-kesalahan dan bahan atau komponen hilang, mengurangi bahaya dan lebih
aman.
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
• Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah
sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
•
Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan keguatan produksi.
• Kerugian
karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya
pendapatan perusahaan.
•
Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
•
Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan
karena di anggap tidak menepati janji.
Biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun selalu
cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal berikut:
• Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan
pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang
dibuat.
• Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol
otomatis dan alat-alat bantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan
teknologi.
• Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh
perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan supaya kenaikan
biaya tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru diusahakan
untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.
2 komentar:
Posting Komentar