Selasa, 24 April 2012

Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan (Manintenance) adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan peralatan system dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem yang baik akan menghilangkan varibilitas sistem. Taktik pemeliharaan adalah

1.      Menerapkan dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan
2.      Meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan

Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan system, selagi mengendalikan biaya.

Strategi Pemeliharaan yang baik membutuhkan keterlibatan karyawan dan prosedur yang baik.
Tanggung jawab pemeliharaan biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada dibawah pengarahan umum kepala teknisi. Teknisi pabrik biasanya mempunyai dua departemen utama : bengkel mesin dan departemen pemeliharaan pabrik.

Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.

Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
  • Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala jenis mesin dalam system manufaktur.
  • Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.


Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :
  1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
  2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
  3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
  4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
  5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
  6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Terdapat dua jenis taktik pemeliharaan : pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan kerusakan.

(I) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan.
Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk atau proses.
Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak minimal). Jika biaya produksi membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.

Pemeliharaan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis” dikarenakan :
  • Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
  • Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
  • Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
  • Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan suatu sistem akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system memerlukan service ( perbaikan).
Preventive maintenance berdasarkan prakteknya dibedakan atas:
1.      Routine Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin.
Contoh: pembersihan fasilitas/peralatan, pelumasan (lubricant), dll
2.      Periodic maintenance
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu.
Contoh: pembongkaran carburator, pembongkaran mesin/fasilitas untuk penggantian pelor roda (bearing), dll

Corrective atau Breakdown Maintenance
Corrective maintenance ialah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

Berbagai Kebijakan dan Alternatif Pemeliharaan

Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip seperti ini juga meamberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.

            Kebijakan perbaikan. Biaya bulanan total kebijaksanaan ini (TCr) dapat ditentukan secara sederhana melalui pembagian biaya reparasi semua jenis mesin (N) dengan jumlah bulanan yang diperkirakan kerusakan, atau

            Kebijaksanaan pemeliharaan preventif. Kebijaksanaan ini harus dipandang sebagai terdiri dari enam sub-sub kebijaksanaan, dimana setiap sub kebijaksanaan berhubungan dengan jumlah bulan tertentu antar operasi-operasi pemeliharaan. Ini berarti, kita harus menentukan biaya program pemeliharaan preventif yang meliputi pemeliharaan setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya. Untuk melakukannya, kita pertama kali harus menghitung jumlah kerusakan total setiap alternatif.
           
Jumlah kerusakan yang diperkirakanl, bila pemeliharaan preventif dilakukan setiap satu bulan :
B1 = NP1 = (140) (0,25) = 35 mesin
Bila kebijaksanaan adalah memelihara setiap bulan kedua :
B2 = N (P1 + P2) + B1 P1
                       = 140 (0,25 + 0,30) + 35 (0,25) = 85,75 mesin
Bila kebijaksanaan adalah memelihara setiap bulan ketiga :
B3 = N (P1 + P2 + P3) + B2 P1 + B1 P2
                  = 140 (0,25 +  0,30 + 0,15) + 85,75 (0,25) + 35 (0,30) = 129,94 mesin
Bila kebijaksanaan adalah memelihara setiap bulan ke empat :
B4 = N (P1 + P2 + P3 + P4) + B3 P1 + B2 P2 + B1 P3
= 140 ( 0,25 + 0,30 + 0,15 + 0,25 ) + 129,94 (0,25) + 85,75 (0,30) + 35 (0,15)
=  196,46 mesin.
Dengan menggunakan cara yang sama, maka kita akan mendapatkan :
B5 = 263,71 mesin
B6 = 367,04 mesin

Dengan angka tersebut, kita dapat memperoleh biaya pemeliharaan total bulanan untuk setiap sub kebijaksanaan seperti ditunjukkan dalam tabel berikut. Bila kita lihat kolom biaya total (f), dapat disimpulkan bahwa sub kebijaksanaan yang paling baik adalah melaksanakan pemeliharaan preventif setiap empat bulan.


Preventive maintenance lebih menguntungkan dari pada corrective maintenance
1.2  Efisiensi dalam pemeliharaan
Ada dua persoalan dalam kegiatan maintenance:
  i.         Persoalan Teknis
Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik.
Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis  adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar.
Dalam persoalan teknis ini perlu diperhatikan adalah:
a.       Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara/merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki / mereparasi mesin-mesin atau peralatan yang rusak.
b.      Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian (a) dapat dilakukan.
Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus diperbaiki.

ii.      Persoalan Ekonomis
Persoalan ekonomis adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis dapat efisien.
Jadi dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah efisiensi, dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian (adjustment) dan perbaikan/reperasi.

2.      Pemilihan kebijakan dalam pemeliharaan
Pemilihan preventive maintenance secara teknis perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran bekerjanya suatu mesin atau peralatan tetapi secara ekomomis belum tentu yang terbaik.
Pemilihan kebikjakan dalam pemeliharaan perlu memperhatikan:
a.       Jumlah biaya yang terjadi
b.      Penentuan apakah mesin atau peralatan merupakan “strategic point atau critical unit”. Kalau iya, maka sebaiknya diadakan preventive maintenance.

(II) Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan
Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu
1.      Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
2.      Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam pegoperasian mesin produksi
3.      Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
4.      Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
5.      Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi

Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
1.      Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
2.      Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap produk.
3.      Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam jangka panjang.
4.      Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
5.      Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
6.      Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
7.      Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.

Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system bekerja secara lebih cepat.

Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut :
1.      Personal yang terlatih dengan baik
2.      Sumber daya yang cukup
3.      Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas
4.      Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material
5.      Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
6.      Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between failures (waktu rata-rata kegagalan).

Pemeliharaan Produksi Total
Dengan memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis pemeliharaan dari sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan pencegahan.
Sebagai tambahan, pemeliharaan produktif total mencakup:
  • Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam pemeliharaan
  • Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian rupa sehingga biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya pembelian tersebut
  • Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang memanfaatkan praktek operator yang terbaik, departemen pemeliharaan, dan depot pelayanan.
  • Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.
Penanganan Bahan (Marerial Handling)
a.     Arti dan peran penaganan bahan
Penangan bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan bahan-bahan/barang-barang  dalam proses di dalam pabrik, kegiatan mana dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada barang jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik.
Material handling memiliki peran penting  dalam suatu pabrik. Pada perusahaan yang maju, pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen  (50%) dari seluruh biaya produksi.

b.    Biaya penanganan bahan
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik/industry terdiri atas:
1.      Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut “make ready”.
2.      Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang-barang yang disebut “do”
3.      Memindahkan barang-barang dan bahan-bahan dari tempat kerja yang disebut “put away”
Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan bahan (material handler), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya-biaya material handling ini ada sebagian yang termasuk dalam biaya langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya tak langsung (indirect cost).

c.       Efisiensi dalam penanganan bahan
Sebagian dari biaya material handling yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan tidak efisien, karena merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga perlu dilakukan usaha-usaha agar biaya material handling dapat diperkecil.

Sebab-sebab adanya pemborosan yang besar dalam biaya material handling:
a.       Adanya kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedang atau akan dikerjakan dalam proses produksi.
b.      Sering di handle-nya hasil-hasil proses tambahan (by-product) dan barang-barang sisa (srap) secara tidak efisien.
c.       Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau barang-barang di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan atau pengecekan, yang disebabkan karena tempat tersebut tidak diatur dengan baik.
d.     Adanya pemborosan dalam meng-handle bahan-bahan di bagian pemeliharaan (maintenance department), yang disebabkan kurangnya pengawasan langsung (direct supervision) dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan-bahan atau barang-barang.

Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil biaya material handling. Biaya material handling dapat dikurangi atau diperkecil dengan memperhatiakan prinsip-prinsip material handling:
a.     Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila mungkin dari semua pekerjaan dalam pabrik.
b.      Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarkan atau dikurangi harus dimekanisasikan, seperti dengan menggunakan ban berjalan (conveyor) atau forktruck/forklift.
c.     Alat-alat handling harus dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi atau efisiensi dan dapat berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.
d.     Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien dalam pabrik.
e.       Dalam mempersiapkan plant lay out baru atau memperbaiki layout yang ada, semua pekerjaan material handling harus direncanakan dengan baik.
f.      Sebelum memutuskan penggunaan suatu jenis peralatan handling yang mekanis, perlu dibuatkan suatu analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis peralatan apa yang paling sesuai dan paling ekonomis untuk pekerjaan tersebut.
g.     Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau membuat perubahan atas peralatan-peralatan yang ada haruslah dibicarakan, dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan beserta  usul-usul sebelum penerapan dilakukan.
.
Dalam masalah material handling ini perlu pula diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa:
a.      Uang yang dikeluarkan untuk pemindahan/handling bahan akan hilang untuk selama-lamanya, sedang uang yang dikeluarkan untuk membeli alat-alat handling (handling devices) yang digunakan akan kembali dalam bentuk saving.
b.      Penyelidikan perlu dilakukan untuk memungkinkan diadakannya perbaikan guna mengurangi pemborosan dalam biaya material handling.

Tugas-tugas dari bagian material handling antara lain:
1.      Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2.      Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat material handling yang baru.
3.      Memberikan nasehat-nasehat/ rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan yang perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan bahan (material handling) dan dalam pemasangan perlengkapan atau [peralatan handling yang baru.
4.    Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau peralatan handling yang baru tersebut.

c.   Aspek-aspek produksi yang menyangkut material handling:
1.      Product design, dimana produk yang direncanakan haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
2.      Plant lay out, dimana bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar supaya pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu material handling.
3.      Production planning, di mana urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
4.      Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar handling-nya mudah, dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.
                    
d.      Pemilihan peralatan penanganan bahan
Peralatan material handling dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu:
1.      Fixed Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud lain.
Sifat-sifat dari fixed path equipment ialah:
a.       Biasaya terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b.      Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus/kontinu dan tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain.
c.       Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik.
Contoh fixed path equipment adalah:
1)      Ban berjalan (conveyor)
2)      Derek (cranes)
3)      Lift (elevator)
4)      Kereta api

2.      Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu.
Sifat-sifat dari varied path equipment ialah:
a.       Biasanya tidak tergantung dari proses produksi
b.      Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi
c.      Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor).
Contoh dari varied path equipment adalah:
1)      Bermacam-macam truk
2)      Forktruck atau forklift
3)      Kereta dorong

3.      Karakteristik bangunan,  Kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan.

4.       Keadaan ruangan yang tersedia, bila luas lantai terbatas, tetapi ruangan atap tersedia, derek dan kerekan akan lebih cocok disbanding truk dan conveyor.

5.      Kapasita peralatan penanganan yang diperlukan,  Faktor ini akan menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga tergantung pada jumlah bahan yang diangkut per periode.

Sistem Penanganan Bahan Otomatik
1.      Sistem “guide rail” merupakan sistem mekanikal, dan mempergunakan rel-rel yang menempel pada sisi gang-gang untuk mengendalikan truk tetap pada jalur melalui pemasangan roda-roda yang dicocokkan dengan rel-rel tersebut.
2.      Sistem “guide wire” memungkinkan penanganan bahan menjadi lebih otomatik sepenuhnya. Sistem ini menggunakan peralatan elektronik, yang terdiri atas jaringan kabel-kabel yang ditanam dalam gang-gang fasilitas. Sistem “guide wire” semakin banyak digunakan karena manfaat ekonomisnyayang tinggi, sistem ini juga menghemat ruangan, memerlukan tenaga kerja lebih sedikit, mengurangi kesalahan-kesalahan dan bahan atau komponen hilang, mengurangi bahaya dan lebih aman.    

Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
 Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
• Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan keguatan produksi.
• Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
• Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
• Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena di anggap tidak menepati janji.

Biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun selalu cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal berikut:
• Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
• Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat bantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
• Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan supaya kenaikan biaya tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.



























2 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar