Ada seorang mantu yang hanya bisa mau enaknya saja dalam hidup, padahal dalam hidup ini selalu ada pasang surutnya, dan kebetulan keluarga dari suaminya ini golongan orang priyai, kalau di daerah Jawa bisa disebut golongan keraton atau berdarah biru atau bangsawan. Jadi si istri selalu memperlakukan suami serta mertuanya dengan tidak baik. Padahal mereka ini masih tinggal dirumah ibu dari suaminya, tapi dia tidak sadar dengan keadaannya yang selalu dibantu oleh keluarga suaminya. Saat itu si istri sedang hamil anak ketiga, dan sudah mendekati hari kelahiran si jabang bayi. Si istri ini memang benar-benar tidak sadar dengan keadaannya, dia seolah-olah sebagai ratu dalam keluarga itu, dia selalu menganggap kalau semua orang bisa diatur oleh perintah-perintahnya, ya...tidak semua orang bisa diperlakukan dengan sesuka hatinya, setiap orang kan mempunyai hati dan pikiran yang tidak semuanya bisa sejalan dengan kita.
Ok ini hari H dimana si istri akan melahirkan anak ketiga mereka. Apa yang anda ketahui dengan proses persalinannya? Anak itu tidak mau keluar dari rahim ibunya, padahal kata dokter yang menangani persalinannya, si jabang bayi ini bisa dibilang sudah diujung tanduk.
Akhirnya ada kiyai yang datang saat persalinan itu, dan menyuruh si istri untuk meminta maaf kepada suaminya terlebih dahulu, si istri pun langsung meminta maaf kepada sang suami, tetapi si jabang bayi pun belum mau keluar dari rahim ibunya, lalu kiyai ini memanggil ibu mertua dari sang istri, dan kiyai ini menyuruh si istri untuk meminta maaf kepada ibu mertua, dengan lapang dada ibu mertua memaafkan kekhilafan yang dilakukan menantunya ini, dan akhirnya sang anak pun keluar dari rahim ibunya dengan mudah.
Yaa..Allah betapa besarnya pengaruh akan melawan kepada orang tua, terutama ibu, yang dapat mempersulit kehidupan kita, yaa..Allah begitu sulitnya kita menjalani hidup ini jika tidak ada restu dari orang tua, sekalipun itu mertua, jadi tidak ada bedanya antara orang tua kandung dengan orang tua mertua, kita harus memperlakukan mereka dengan adil, tidak boleh memihak.
NB : If we feel guilty to parents quickly, quickly apologized before the things we do not want and before God got angry with our behavior.
Selasa, 25 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar